Kamis, 20 November 2014

Perkenalan

Di blog ini sebenarnya aku disuruh flashback kenangan kelas 7 dulu tapi aku tadinya gak tahu jadinya  posting awal isinya tentang omen hehehehe...



oh ya kita tdi kan belum kenalan, namaku Mutiara Khoirunnisa', Kelas 9 f absen 24, aku lahir di Gunungkidul tanggal 4 Mei 2000 saat ini aku  sekolah di SMP N9 Yogyakarta dan tiggal di pondok pesantren tercinta nurul ummah tepatnya di kamar  darussalam 2. Hobiku banyak banget diantaranya baca novel (omen,all tereliye dll), tidur, kentut,ngerjain orang, dan masih banyak lagi..Mmmm temen teme tahu omen gak?? itu loh karangan lexie xu, lah di omen itu ada yang namanya Erika Guruh, kata temen temen aku tuh mirip erika guruh  iya kali ya..

oke perkanalan kali ini cukup sampai disini dadadah...........

Kamis, 06 November 2014

Omen 6 Sang Pengkhianat























Sinopsis: File 6 : Kasus Penjahit Manusia dengan Korban Atlet-Atlet Unggulan Pekan Olahraga Tertuduh : Kami. Yep, kalian tidak salah baca. Kami-kami yang seharusnya menyelidiki kasus ini malah menjadi tertuduh lantaran ada beberapa saksi yang mengatakan mereka melihat kami di tempat kejadian. Tentu saja kami tidak sudi pasrah dengan situasi ini dan bertekad untuk menyelidikinya. Kecurigaan kami jatuh pada dua cewek paling jahat di sekolah kami: Nikki dan Eliza. Tambahan lagi, kini mereka mendapat bantuan dari Damian Erlangga sang pangeran iblis, serta mantan sobat kami yang kini menjadi musuh bebuyutan kami: Erika Guruh. Fakta-fakta : Pada hari-hari menjelang Pekan Olahraga, atlet badminton unggulan sekolah kami ditemukan di lapangan badminton dalam kondisi tidak sadar dengan mata, mulut, dan anggota badan terjahit rapat. Saksi mata berupa sahabat korban mengatakan dia melihat Rima berkeliaran di dekat lapangan pada saat kejadian. Di siang hari, pada hari yang sama, kapten tim futsal ditemukan mengalami kejadian tragis yang sama, dan kali ini orangorang melihat Putri Badai melarikan diri dari tempat kejadian. Keesokan harinya ada “tips tepercaya” yang mengatakan Aya akan melakukan kejahatan berikutnya, dan sebelum kami sempat melakukan sesuatu Aya sudah ditahan polisi. Misi kami : Menemukan pelaku sebenarnya sebelum kami dihukum untuk perbuatan yang tidak kami lakukan.

Omen 5 Kutukan Hantu Opera

Cover of OMEN 5 
Keren kann? At all, Aku suka banget sama cara Lexie Xu atau yang suka di panggil Kalex ini buat menarik kita ke dalam cerita yang dia buat. Entah bagaimana, seolah-olah Kita emang sedang ada di TKP langsung. Untuk kalian yang mungkin udah membaca OMEN 1-4, disinilah semua kejutan disimpan sama Ka Lexie Xu. Makanya, Buku ini salah satu yang paling di tunggu, karena di OMEN 4 sendiri ceritanya menggantung.
Antara drama Thriller , Kisah cinta yang gak semuanya berakhir indah , Intrik-intrik kecil , dan banyaknya kejutan emang membuat buku ini Keren banget. Malah katanya, buku ini jadi Best Seller di Gramedia dalam waktu 1 Minggu sejak terbitnya 12 Juni lalu.
Cerita OMEN 5 ini adalah tentang Kutukan Hantu Opera, yaitu Kutukan yang bakal menimpa SMA Harapan Nusantara kalau mereka mengadakan Drama dengan tajuk ‘Phantom of The Opera’, seperti yang terjadi belasan tahun lalu di SMA Harapan Nusantara, dimana semua pemerannya mati misterius dan masih menjadi misteri sampai sekarang. Tapi, Mereka menganggap itu cuma masa lalu dan kembali mengadakan Drama besar-besaran dengan tema yang sama. Rupanya, ada orang-orang yang menggunakan Kutuk-Kutukan ini untuk kepentingan mereka yang mengerikan. Mendadak saja, orang-orang yang pernah melakukan kejahatan di SMA Harapan Nusantara (Yang kembali lagi ke sekolah setelah dibebaskan dari penjara) ditemukan dalam keadaan berkubang darah dan topeng terbelah. Semua orang disini (Putri Badai si Jutek, Erika Guruh si TroubleMaker, Valeria Guntur si Princess penuh rahasia, Rima Hujan si Sadako baik hati, dan Aria Topan si cewek matre) Mencurigai Nikki yang mirip Kuchisake Onna alias si mulut sobek. Tapi, si Nikki ini gak bisa dituduh dan malah menggiring semua orang mencurigai orang lain. Diatas itu, kebenarannya juga mencurigakan.
Kalo menurut hati nurani(Ciee hati nurani) ini keren banget, Tapi kalo buat orang-orang awam yang gak dapet ‘isi’ sebenarnya buku ini, mereka malah akan mengerutkan kening, kebingungan sendiri. OMEN 5 ini, dibandingkan dengan buku-buku OMEN sebelumnya memang lebih rumit dan berputar-putar, jadinya gak fokus pada kasus. Mungkin aja emang itu tujuannya Kalex kali ya? Dia membuat semuanya bingung, membedakan mana kawan dan mana sih yang sebenar-benar-benarnya lawan. Terlalu dini menyimpulkan sih, soalnya masih ada OMEN 6 dan OMEN 7 yang masih di proses penulisnya, Kalex. Tapi, buatku, ini salah satu buku inti dari OMEN Series, karena terungkapnya semua kebenaran yang tadinya gak kita tahu, dan menyangkut keseluruhan OMEN Series ada di OMEN 5 ini.
Buat yang Kepo sama buku yang daritadi kupuji-puji melulu, cepetan beli di toko buku terdekat!
Penulis : Lexie Xu @lexiexu
Editor : Novera Kresnawati @verakresna
Cover Ilustrator : Regina Feby @reginafeby
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama @Gramedia
Jumlah Halaman : 376 Halaman

Omen 4 Malam Karnaval Berdarah




Setelah Johan Series yang sukses, Lexie Xu hadir kembali dengan Omen Series, dan buku yang akan dibahas adalah buku terbaru dari Omen Series, yaitu buku ke-4 berjudul Malam Karnaval Berdarah. Lexie Xu adalah penulis yang sangat produktif dengan jarak terbit antar buku karyanya yang tidak terpaut jauh. Bukan berarti kualitas ceritanya jelek—tentu saja. Sejak Obsesi diterbitkan, saya sudah menobatkan diri sebagai salah seorang dari Lexsychopaths—nama fans club Lexie Xu. Setiap ada novel yang memejeng nama Lexie Xu di depan kover, tanpa baca sinopsis, sudah saya sambar saja dari rak. Untuk kali ini, saya merasa kecewa dengan eksekusi dari Malam Karnaval Berdarah. Jika dibandingkan dengan kakak-kakaknya, memang Malam Karnaval Berdarah yang paling lemah—namun, sekali lagi, bukan berarti jelek, cukup memuaskan malahan. Namun, saya berekspetasi lebih dari apa yang disajikan. Masih terlalu dini untuk menghakimi, karena Omen Series akan berakhir hingga buku ke-7. Well, let’s see.


Malam Karnaval Berdarah kali ini tidak menggunakan point of view dari Erika maupun Valeria, tetapi Rima “Sadako” Hujan dan love interest-nya Daniel Yusman—yang tentunya memberi warna baru terhadap jalannya seri thriller ini. Sesuai dengan judulnya, cerita berawal dengan rencana karyawisata yang akan dilakukan pada tahun ajaran baru untuk pertama kalinya. Memegang jabatan sebagai Ketua OSIS yang baru, Rima tentu saja kebagian untuk mengurus hal ini—dengan Daniel bercokol sebagai Wakil Ketua OSIS. Saat rapat berlangsung, Rima mengajukan usul untuk mengadakan karnaval saja—yang disambut patuh oleh anggota OSIS lainnya. Sayangnya, belum apa-apa, Putri Badai, Hakim Tertinggi The Judges, menerima surat ancaman dari kelompok yang menamai diri sebagai Kelompok Radikal Anti-Judges dengan inti bahwa susunan keanggotaan OSIS harus di-vote ulang karena disinyalir adanya manipulasi suara. Jika tidak, maka sesuatu akan terjadi ketika malam karnaval berlangsung. Persiapan demi persiapan dilakukan Rima—beserta Daniel—meskipun Rima lebih banyak bekerja sendiri. Sampai pada hari-H. Semua sudah dipersiapkan dengan baik. Wahana-wahana yang disediakan juga sudah di-cek dan dioperasikan sebelum karnaval dibuka. Di tengah-tengah karnaval yang sedang meriah dan ramai, sebuah teriakan kencang terdengar dari toilet umum wanita. Satu korban. Korban ditemukan pingsan dengan wajah dirias seperti badut. Tomat ditemplokkan di hidung. Tidak hanya sampai di situ, tubuh korban juga disayat-sayat dengan kejam. Rima mulai khawatir akan terwujudnya ancaman dari Kelompok Radikal Anti-Judges itu. Dengan waktu yang terus berjalan, Rima, Daniel, Putri, beserta konco-konconya berpacu melawan waktu untuk menguak siapa pelaku perbuatan jahanam itu—sementara konflik-konflik lainnya makin mencuat ke permukaan.

Seru sekali mengikuti penyelidikan kasus keempat yang penuh tanda tanya dan petunjuk yang menjebak. Sayangnya, hal itu baru terjadi saat cerita mulai memasuki pembukaan karnaval. Bagian sebelum pembukaan karnaval terkesan diulur dalam mengembangkan kisah romantis antara Rima dan Daniel. Untung di tengah kisah romantis Rima dan Daniel, mulai ditebar misteri-misteri pembuka. Harus diakui, penggunaan sudut pandang yang dibebankan kepada Rima dan Daniel memberikan warna tersendiri. Kita menjadi tahu jauh lebih dalam seluk-beluk cara pemikiran dan kepribadian dari Rima yang unik. Dan juga sisi lain dari Daniel yang kocak, terkadang menyebalkan, sekaligus romantis dan bertanggung jawab. Sayangnya, saya kadang tidak mampu membedakan saya sedang membaca narasi dari Rima atau Daniel. Di bagian awal, saya dapat membedakannya. Namun, semakin lama, saya mulai tidak dapat membedakannya. Saya masih ingat di Teror, novel pamungkas dari Johan Series, dengan begitu banyaknya karakter yang ikut bercerita, Lexie Xu berhasil memberikan ciri khusus tersendiri dalam setiap narasi tokoh yang ada. Tidak seperti novel-novel Omen Series sebelumnya yang membuat saya terpingkal-pingkal dengan narasi dari Erika dengan kepribadiannya yang blak-blakan dan nyeleneh, serta membuat cerita menjadi “penuh”, saya tidak merasakan itu dalam Malam Karnaval Berdarah. Flat. Mungkin itu kata yang tepat. Peralihan sudut pandang dari Erika dan Valeria ke Rima dan Daniel sebenarnya bukan tindakan yang salah. Hanya saja, jika ditilik lebih dalam, kepribadian Rima dan Daniel tidak terlalu jauh berbeda, sehingga tidak terdapat kesan “berbeda”-nya.

Kasus yang menjadi fokus utama pun tidak seseru dan semenegangkan dari 3 pendahulunya. Namun, Lexie Xu kembali—dan selalu—berhasil menyajikan cerita thriller yang membangkitkan rasa penasaran untuk segera membalik halaman hingga halaman terakhir untuk mengetahui siapa pelakunya. Konflik-konflik internal yang muncul juga makin menyemarakkan cerita—dengan twist-twist yang sama sekali tak terduga yang ikutan nongol. Ditambah dengan kehadiran Ajun Inspektur Lukas dengan sosok polisi tegas nan jenaka. Satu lagi, pesan moral yang terkandung dalam cerita yang selalu saya temukan dalam setiap novel Lexie Xu. Jangan lupakan juga kisah romantis antara Rima dan Daniel yang so sweet dan membuat kita ber-ooooohhhhh sekaligus mencak-mencak dan geregetan sendiri.

Suasana yang memacu adrenalin hanya saya rasakan sedikit di sini. Saya masih menjadi penggemar berat dari kekerasan dan pertarungan yang disajikan dalam Omen #1 yang berhasil membuat saya melebarkan mata dan gigit kuku jari—tangan, tentunya, bukan kaki dong. Namun, terlepas dari kekurangan-kekurangan yang ada dalam Malam Karnaval Berdarah (termasuk juga typo yang jumlahnya tidak terlalu banyak), saya sangat menikmati dan menyukai cerita yang ditawarkan Lexie Xu. Selain Erika Guruh, sepertinya saya juga sudah menjadi penggemar dari Rima Hujan. Aah, sulit sekali untuk tidak menjadi penggemar dari Rima Hujan.

Malam Karnaval Berdarah sejujurnya tidak terlalu mengecewakan dengan cerita yang menguak latar belakang tokoh baru untuk membuat kita bersimpati sekalian sebagai jembatan untuk kisah berikutnya, adegan-adegan romantis antara Rima dan Daniel, dan berhasil membuat saya merasakan perasaan “kosong” setelah menuntaskan buku ini.

Omen 2 Tujuh Lukisan Horor

 
File 2 :
Kasus lenyapnya sejumlah orang secara misterius di SMA Harapan Nusantara.

Tertuduh :
Algojo bertampang monster dan bersenjata parang yang mengerikan, yang konon keluar dari Tujuh Lukisan Horor karya Rima Hujan. Gosipnya, dia berniat menjatuhkan hukuman kepada orang-orang yang terlibat dalam tragedi tahun lalu. Tidak diketahui apakah tokoh ini nyata atau hasil imajinasi.

Fakta-fakta :
Sebuah surat ancaman dilayangkan ke Kepala Sekolah SMA Harapan Nusantara, menyebabkan kami dilibatkan dalam peristiwa ini. Dengan bantuan mantan tukang ojek bermuka masam dan montir baik hati garis miring bos geng motor, kami pun mengadakan berbagai penyelidikan mengenai tragedi tahun lalu. Namun, satu demi satu orang yang terlibat dalam kejadian ini mulai lenyap. Yang tertinggal hanyalah ruangan berantakan akibat pergulatan dan lukisan yang menggambarkan hukuman mengerikan yang diterima oleh orang-orang tersebut. Tidak diketahui orang-orang ini masih hidup atau tidak.

Misi kami :
Menemukan orang-orang yang lenyap dan menyelamatkan mereka sekaligus membekuk pelaku kejahatan yang sebenarnya.

Penyidik Kasus,
Erika Guruh & Valeria Guntur
(less)

 Cerita ini berawal dari Valeria Guntur (Val) memasang sebuah poster kecil tentang Duo Detektif G&G yang melubatkan Eeika Guruh (Erika), sehingga mereka dipanggil kepala sekolah (Bu Rita) untuk menyelidiki sebuah surat kaleng yang dikirim kepada pelukis lukisan 7 Lukisan Horor (Rima Hujan). Padahal lukisan tersebut akan dipajang di acara pameran sekolah 4 hari lagi. Surat itu berisi bahwa orang-orang yang terlibat kasus yang terjadi 1 tahun yang lalu akan mendapat hukuman dari seorang algojo sama seperti yang ada digambar. Kejadian 1 tahun yang lalu adalah meninggalny Reva karena jatuh ke kolam, Andra mencuri uang di ruang kepala sekolah, Indah meninggal gantung diri. Sebenarnya gambar yang dibuat Rima masih abstrak, tetapi ada seseorang yang merubah dan menambhkannya dengan ciri-ciri khusus, sehingga akan nampak siapa korban tersebut. Dalam memecahkan masalah ini mereka dibantu oleh Viktor Yamada (Vik/Ojek, pacar Erika), Leslei Gunawan (Les, teman Vik), dan Pak Rufus (guru BK).Karena menurut Pak Rufus 3 kejadian tersebut berhubungan, mereka memulai dengan menyelidiki Andra. Lukisan pertama muncul bersama hilangnya Chalina pada saat pameran lukisan diadakan. Mereka hanya menemukan ruangan yang penuh dengan goresan benda tajam dan ceceran darah. Hal yang sama terjadi di dalam ruangan Bu Rita, dan ditemukan lukisan horor yang ke-2 dengan gambar Bu Rita didalamnya. Mereka panik, karena 2 orang telah menghilang. Malam harinya mereka menyelinap kedalam sekolah dan melihat Gordon (teman Daniel) sedang dihukum oleh algojo 7 lukisan horor. Mereka melawan algojo tersebut yang ternyata berjumlah 2 tetapi mereka menang. Les dan Vik datang untuk membantu tetapi sudah terlambat. Disana ditemukan lukisan horor ke-3 dengan gambar Gordon didalamnya. Hari berikutnya ke tiga teman Erika (Daniel, Welly, dan Amir) menghilang. Rima mengajak Erika dan Val kelapangan basket. Disana terdapat lukisan ke-4, ke-5 dan ke-6, dan menggambarkan ke-3 teman Erika. Mereka mulai mencari siapa pelakunya dan teringat bahwa salah satu algojo yang mereka lawan memakai sepatu bergambar burung hijau, dan pemiliknya adalalah Okie. Erika dan Vik melesat ke tempat tujuan, tetapi Les menunggu Val dan Rima mengambil kunci Rima yang ketinggalan di ruang kesenian. Disana mereka bertemu 2 algojo yang langsung menahan mereka. Les cemas karena telepon Val dimatikan. Erika, Vik dan Les menyusul Val dan Rima. Tetapi mereka menemukan lukisan ke-7 yang bergambar Val. Tetapi disana ada petunjuk-petunjuk yang dibuat Val dengan darah dari jari nya. Setelah diselidiki, ternyata mereka berada dipabrik kosong, semua sandra disekap disana. Val mencoba membuat keributan sendiri dfengan melawan algojo ke-3 dan akhirnya Erika, Vik dan Les datang membantu. Mereka berempat menang tetapi Les terluka dipunggung. Dalang dari semua ini adalah Pak Viktor, sekurity sekolah yang ternyata memiliki sepupu yaitu Reva dan Indah. Ia tak terima sepupunya meninggal dan demi itulah ia melakukan ini. Andra yaitu pacar Reva yang dulu tidak npernah membela Reva ketika dikerjai oleh Chalina. Okie adalah teman Reva. Mereka berakhir di penjara termasuk Chalina karena telah mendorong Reva dan mencekik Indah. Les dan Val memutuskan untuk berteman dahulu karena perasaan mereka terlalu cepat berkembang.  • Amanat : - jangan suka balas dendam - Jangan membeda-bedakan teman - Selesaikan masalah dengan hati-hati - Jika ada hubungan jangan menjerumuskan ke dalam kesengsaraan 2. Unsur Ekstrensik • Nilai Sosial : terdapat hubungan pertemanan antara Valeria dan Erika untuk membantu menyelesaikkan sebuah masalah • Nilai Budaya : perkumpulan atau terdapat genk di sekolah mereka • Nilai Moral : moral yang tercela, yaitu pembalasan kematian dengan balas dendam yang misterius b. Gaya Bahasa Dalam novel dituliskan oleh penulis terdapat makna denotatif dan konotatif, terdapat juga majas hiperbola ( “…kamu cewek paling anggun yang pernah kutemui . mirip malaikat yang tak terjangkau manusia biasa”). c. Kelebihan buku : a. Tokoh yang dibuat sangat menarik sehingga membuat pembaca iri b. Bukan hanya cerita cinta yang romantis tetapi juga misteri yang menarik c. Hubungan antar kasus bikin penasaran d. Menceritakan cerita dengan alur yang runtut e. Walaupun judulnya horor, isi ceritanya banyak mengandung unsur komedi yang membuat tertawa

Omen 1







Omen, yang bisa diterjemahkan sebagai pertanda [cenderung ke hal buruk], dilekatkan pada Erika sejak kecil. Parahnya, orangtua Erika sendiri yang menjulukinya Omen. Merasa dibenci semua orang, Erika menjadi sosok yang anti sosial dan suka mencari masalah dengan orang lain. Begitupun di sekolah, dia sudah menjadi ikon biang masalah, yang ternyata sangat cerdas karena ingatan fotografis membuatnya mudah mencerna pelajaran. Prestasi juara 1 di kelas membuatnya tidak juga dikeluarkan dari sekolah.
“Jelas saja, ulahku membuat aku makin dibenci. Lalu, memangnya kenapa? Tanpa semua itu pun mereka sudah mengecapku macam-macam. Setidaknya, dengan cara ini, aku puas bisa memberi mereka pelajaran. Biar mereka tahu bahwa biarpun aku masih kecil, aku tidak bisa diremehkan begitu saja.” [h.37]
Berbeda dengan saudara kembarnya, Eliza adalah sosok yang sangat santun dan populer [dalam hal positif]. Satu yang sangat dibenci Erika, adalah dibandingkan dengan Eliza. Keberadaan kembarannya, Eliza, semakin menyudutkan Erika karena perbedaan karakter yang sangat mencolok. Sayangnya, manusia memang kerap hanya melihat lewat mata, bukan hati, maka label setan dan malaikat pun disematkan pada Erika dan Eliza.
Kemarahan atas ketidakadilan perlakuan dan pandangan yang menyalahkan membuat Erika menumbuhkan kekejaman dalam benaknya, yaitu membunuh Eliza. Kejadian hipnotis yang menimpanya di atas panggung, tiba-tiba menggugah alam bawah sadarnya yang penuh dengan pisau dan darah. Ketika kematian pun hadir, Eliza telah menjadi korban bersimbah darah dan membuat Erika meragukan kemampuannya menekan hasrat terbesarnya untuk menyakiti kembarannnya. Aksi pembunuhan pun tak hanya mengorbankan Eliza. Satu per satu mulai bermunculan korban-korban yang tidak lain adalah teman-teman di sekolahnya.

Lexie Xu adalah salah satu penulis teenlit yang karya menarikku untuk membaca, selain Luna Torashyngu. Ide cerita yang diangkat berbeda dengan kebanyakan teenlit, apalagi sebagai penyuka cerita detektif atau misteri, saya cukup menikmati sajian cerita dari Lexie Xu. Meski unsur detektifnya tidak terlalu berat, Omen berhasil memberikan kejutan di akhir cerita.
Menurutku Omen sedikit kurang mendebarkan jika dibandingkan Johan Series. Sama-sama memuat aksi pembunuhan, tapi Omen lebih banyak mengangkat unsur penyelidikan, sedangkan Johan Series lebih banyak memberikan unsur mencekam. Bersama Erika, pembaca diajak menerka-nerka siapa dalang dan pelaku di balik banyak pembunuhan, sedangkan dalam Johan Series, kita disuguhkan tokoh Johan, yang sudah menjadi ikon antagonis, untuk melihat manipulasi dan keekstrimannya saat melakukan kejahatannya.
Sebagai buku yang dilabeli teenlit, Lexie tak luput membaurkan sisi romansa dan kemelut dunia remaja dalam cerita. Kehidupan sekolah dengan Rufus, si guru BP yang unik, dan si Ojek yang tanpa disadari menjadi satu-satunya orang yang peduli dengan Erika, membuat cerita dibumbui keceriaan dan pipi yang bersemu merah.